script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6817504745688637"
crossorigin="anonymous">/script>
:: Kisah Nyata Mengharukan ::
♡ Ketika Cinta Telah berlabuh ♡
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim … Awalnya, aku bertemu dengannya di sebuah acara yang diselenggarakan di
rumahku sendiri. Gadis itu sangat berbeda dengan cewek-cewek lain yang
sibuk berbicara dengan laki-laki dan berpasang-pasangan.
Sedangkan dia dengan pakaian muslimah rapi yang dikenakannya membantu
mamaku menyiapkan hidangan dan segala kebutuhan dalam acara tersebut.
Sesekali gadis itu bermain di taman bersama anak-anak kecil yang lucu,
kulihat betapa lembutnya dia dengan senyuman manis kepada anak-anak.
Dari sikapnya itu aku tertarik untuk mengenalnya. Akhirnya dengan
pede-nya keberanikan diri untuk mendekatinya dan hendak berkenalan
dengannya. Namun, kenyataannya dia menolak bersalaman denganku, dan cuma
mengatakan, “Maaf…” dan berlalu begitu saja meninggalkanku.
Betapa malunya aku terhadap teman-teman yang berada di sekitarku.“Ini
cewek kok jual mahal banget !” Padahal begitu banyak cewek yang justru
berlomba-lomba mau jadi pacarku. Dia, mau kenalan saja tidak mau !”
ujarku.
Dari kejadian itu aku menjadi penasaran dengan gadis
tersebut. Lalu aku mencari tahu tentangnya. Ternyata dia adalah anak
tunggal sahabat rekan bisnis papa. Setiap ada acara pertemuan di rumah
gadis itu, aku selalu ikut bersama papa.
Gadis itu bernama Nina,
kuliah di Fakultas Kedokteran dan dia anak yang tidak suka berpesta,
berfoya-foya, dan keluyuran seperti cewek kebanyakan di kalangan kami.
Aku pun jarang melihatnya jika aku pergi ke rumahnya; dengan berbagai
alasan yang kudengar dari pembantunya: sakitlah, lagi mengerjakan tugas,
atau kecapaian. Pokoknya, dia tidak pernah mau keluar.
Hingga
suatu hari aku dan papa sedang bertamu ke rumahnya. Pada saat itu, Nina
baru saja pulang dengan busana muslimahnya yang rapi, terlihat turun
dari mobil. Namun belum jauh melangkah dia pun terjatuh pingsan dan
mukanya terlihat sangat pucat.
Kami yang berada di ruang tamu
bergegas keluar dan papanya pun menggendong ke kamar serta meminta
tolong kami untuk menghubungi dokter. Dari hasil pemeriksaan dokter,
Nina harus dirawat di rumah sakit.
Keesokan harinya, aku datang
ke rumah sakit bermaksud untuk menjenguknya. Betapa kagetnya aku ketika
kutahu Nina terkena leukimia (kanker darah). Aku bertanya, “Kenapa gadis
selembut dan sesopan dia harus mengalami hal itu ?”.
Perasaan
kesalku padanya kini berubah menjadi kasihan dan khawatir. Setiap usai
kuliah, kusempatkan untuk datang menjenguknya. Aku mendapatinya sering
menangis sendirian. Entah itu karena tidak ada yang menjaganya atau
karena penyakit yang diderita.
Beberapa hari di rumah sakit, Nina
memintaku keluar setiap kali aku masuk. Aku pun mendatanginya di rumah,
tapi dia tidak pernah mau keluar menemuiku dan hanya mengurung diri di
dalam kamar.
Aku tidak menyerah begitu saja, kucoba menelpon Nina
dan berharap dia mau bicara denganku. Namun, dia tetap tidak mau
mengangkat telpon dariku, lalu kukirimkan SMS padanya agar dia mau
menjadi pacarku, tetapi tidak ada balasan malah HP-nya dinonaktifkan
semalaman.
Keesokan harinya aku nekat datang ke rumahnya untuk
meminta maaf atas kelancanganku. Ternyata ia akan berangkat ke Makasar,
ke kampung orang tuanya. Karena orang tuanya tak dapat mengantarnya, aku
pun menawarkan diri untuk mengantarnya, tapi Nina lebih memilih naik
taksi dengan alasan tidak mau merepotkan orang lain. Sebelum naik ke
mobil, dia menitipkan kertas untukku kepada mamanya.
Alangkah
hancur hatiku ketika membaca sebait kalimat yang berbunyi, “Maaf saat
ini aku hanya ingin berkonsentrasi kuliah.” Hatiku remuk dan aku pulang
dengan perasaan kesal sekali. Ini pertama kalinya aku ingin pacaran,
tapi ditolak.
Sebenarnya, aku tidak begitu suka dengan hubungan
seperti pacaran itu karena begitu banyak dampak negatifnya, sampai ada
yang rela bunuh diri karena ditinggalkan kekasihnya –na’udzubillahi min
dzalik.
Namun entah mengapa ketika aku melihat Nina hatiku pun
tergoda untuk menjalin hubungan itu. Sejak perpisahan itu, aku tidak
pernah lagi bertemu dengannya sampai gelar sarjana aku raih.
Lalu
aku pun bekerja di perusahaan milik keluargaku sebagai satu-satunya
ahli waris. Melihat ketekunanku dalam bekerja, papa Nina ,menyukaiku
hingga hubungan kami menjadi akrab dan kuutarakanlah maksudku bahwa aku
menyukai Nina, anaknya, dan ternyata papa Nina setuju untuk menjadikanku
sebagai menantunya.
24 Oktober 2006, bertepatan dengan hari raya
Idul Fitri, aku dan orang tuaku bersilaturahmi ke rumah keluarga Nina
dengan maksud untuk membicarakan perjodohan antara aku dan Nina.
Tapi pada saat itu Nina baru dirawat di rumah sakit sejak bulan
Ramadhan. Saat kutemui, Nina terlihat sangat pucat, lemah, dan
senyumannya seakan menghilang dari bibirnya. Hari itu orang tua kami
resmi menjodohkan kami. Bahkan aku diminta untuk menjaganya karena orang
tuanya akan berangkat ke luar negeri. Tetapi Nina tidak pernah mau
meladeniku.
Suatu hari aku mendapati Nina terlihat kesakitan,
terlihat darah keluar dari hidung dan mulutnya. Aku bermaksud untuk
membantu mengusap darah dan keringat yang ada di wajahnya, tetapi secara
spontan dia menamparku pada saat aku menyentuh wajahnya.
Betapa
kaget diriku dibuatnya, aku tidak menyangka sama sekali Nina akan
manamparku. Sungguh betapa istiqomahnya dia dalam menjaga kehormatan
untuk tidak disentuh laki-laki yang bukan muhrimnya. Saat itu aku belum
mengetahui tentang masalah ini dalam agama.
Kejadian tersebut
secara tak sengaja terlihat mama Nina maka Nina pun dimarahi
habis-habisan hingga sebuah tamparan mendarat di pipinya. Kulihat Nina
segera melepas infusnya dan berlari menuju kamar mandi.
Nina pun
mengurung diri di kamar mandi tersebut. Dengan terpaksa kami mendobrak
pintu kamar mandi dan kami dapati Nina tergeletak di lantai tak sadarkan
diri karena terlalu banyak darah yang keluar.
Setelah sadar, aku
berusaha bicara dan meminta maaf kepadanya atas kejadian tadi, namun
Nina terus-terusan menangis. Aku pun bertambah bingung apa yang mesti
aku lakukan untuk menenangkannya.
Tanpa pikir panjang aku
memeluknya, tapi Nina malah mendorongku dengan keras dan berlari keluar
dari kamar menuju taman. Ketika kudekati Nina berteriak hingga
menjadikan orang-orang memukulku karena menyangka aku mengganggu Nina.
Karena itulah, Nina semalaman tidur di taman dan aku hanya bisa
melihatnya dari kejauhan.
Setelah waktu subuh menjelang kulihat
Nina beranjak untuk melaksanakan shalat shubuh di masjid, aku pun turut
shalat. Namun setelah shalat, tiba-tiba Nina menghilang entah kemana.
Aku mencarinya berkeliling rumah sakit tersebut. Dan lama berselang
kulihat banyak kerumunan orang dan ternyata Nina sudah tak sadarkan diri
tergeletak dengan HP berada di sampingnya, sepertinya dia bosan telah
berbicara dengan seseorang.
Keadaan Nina saat itu sangat kritis
sehingga pernafasannya harus dibantu dengan oksigen. Kata dokter,
paru-paru Nina basah yang mungkin diakibatkan semalaman tidur di taman.
Nina tak kunjung juga sadar. Dengan perasaan khawatir dan bingung aku berdoa dengan menatap wajahnya yang pucat pasi.
Tiba-tiba ada sebuah SMS yang masuk ke HP Nina, tanpa sadar aku pun
membaca dan membalas SMS tersebut. Aku juga membuka beberapa SMS yang
masuk ke HP-nya dan aku sangat terharu dengan isinya, tenyata banyak
sekali orang yang menyayanginya.
Di antaranya adalah orang yang
bernama Ukhti. Dulu sebelum aku mengetahui Ukhti adalah panggilan untuk
saudari perempuan, aku sempat cemburu dibuatnya. Aku mengira Ukhti itu
adalah pacar Nina yang menjadi alasan dia menolakku.
Setelah Nina
tersadar dari pingsannya, aku menunjukkan SMS yang dikirimkan
saudari-saudarinya dan dia sangat marah ketika tahu aku sudah membaca
dan membalas SMS dari saudari-saudarinya. Dia pun akhirnya melarangku
untuk memegang HP-nya apalagi mengangkat atau menghubungi
saudari-saudarinya.
Namun, tetap saja aku sering ber-SMS-an dengan saudari-saudarinya untuk mengetahui kenapa sikap Nina begini dan begitu.
Dari sinilah aku mendapat sebuah jawaban bahwa Nina tidak mau
bersentuhan apalagi berduaan denganku karena aku bukan mahramnya dan
Nina menolak untuk berpacaran serta bertunangan denganku karena di dalam
Islam tidak ada hal-hal seperti itu dan hal itu merupakan kebiasaan
orang-orang non Muslim.
Aku tahu juga Nina mencari seorang ikhwan
yang mencintai karena Allah bukan atss dasar hawa nafsu. Akhirnya aku
tahu kan sikap Nina selama ini semata-mata dia hanya ingin menjalankan
syariat Islam secara benar.
Hari berlalu dan aku terus belajar
sedikit demi sedikit tentang Islam dari Nina dan saudari-saudarinya,
terutama dalam melaksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya.
Saat itu aku merasakan ketenangan dan ketentraman selama menjalankannya
dan menimbulkan perasaan rindu kepada Allah untuk senantiasa beribadah
kepada-Nya.
Niatku pun muncul untuk segera menikahi Nina agar
tidak terjadi fitnah, namun kondisi Nina semakin memburuk. Dia selalu
mengigau memanggil saudari-saudarinya yang dicintainya karena Allah…..
Melihat hal itu, aku membawanya ke kota Makassar, kampung mama kandung
Nina untuk mempertemukannya dengan saudari-saudarinya, Qadarulloh (atas
kehendak Alloh), aku tidak berhasil mempertemukan mereka.
Yang
ada kondisi Nina semakin parah dan penyakitku juga tiba-tiba kambuh
sehingga aku pun haus dirawat di rumah sakit. Orang tua Nina datang dan
membawanya kembali ke kota Makassar tanpa sepengetahuanku karena pada
saat itu aku juga diopname.
Di kota Makassar, Nina diawasi dengan
ketat oleh papanya, karena papa Nina kurang suka dengan akhwat, apalagi
yang bercadar. Rumah sakit dan rumah yang ditempati Nina dirahasiakan.
Dan Nina pun tak tahu di manakah ia berada.
Karena kondisinya
masih lemah, diapun tak bisa berbuat apa-apa, bahkan ia kadang dibius,
apalagi ketika akan dipindahkan dari satu tempat ke tempat yag satunya
agar tidak tahu di mana keberadaaannya, karena papanya tidak ingin ada
akhwat yang menjenguk Nina. Sampai HPnya pun diambil dari Nina.
Namun, karena Nina masih mempunyai HP yang ia sembunyian dari papanya,
sehingga beberapa kali Nina berusaha kabur untuk menemui
saudari-saudarinya, akhirnya Nina dikurung di dalam kamar.
Mendengar hal itu, aku langsung menyusul Nina ke Makassar dan aku sempat
bicara dengannya dari balik pintu. Nina menyuruhku untuk menemui
seorang ustadz di sebuah masjid di kota itu. Dari pertemuanku dengan
ustadz tersebut aku pun diajak ta’lim beberapa hari dan aku menginap di
sana.
Papa Nina menyangka Nina telah mengusirku sehingga ia pun
dimarahi. Setibanya di rumah, aku jelaskan duduk perkaranya kepada papa
Nina, bahwa ia tidak bersalah dan aku mengatakan agar pernikahan kami
dipercepat.
Hari Kamis, 24 November 2006. Kami melangsungkan
pernikahan dengan sangat sederhana. Acara tersebut Cuma dihadiri oleh
orangtua kami beserta dua orang rekanan papa. Setelah akad nikah aku
langsung mengantar ustadz sekalian shalat dhuhur.
Betapa
senangnya hatiku, akkhirnya aku bisa merasakan cinta yang tulus karena
Alloh. Semoga kami bisa membentuk keluarga sakinah mawaddah, wa rahmah
dan senantiasa dalam ketaatan kepada Alloh…..Itulah doaku saat itu.
Sepulang dari mengantar ustadz, perasaan bahagia itu seakan buyar
mendapati Nina yang baru saja menjadi istriku tergeletak di lantai, dari
hidung dan mulutnya kembali berlumuran darah. Dan tangannya terlihat
ada goresan. Kami langsung membawanya ke rumah sakit, diperjalanan,
kondisi Nina terlihat sangat lemah.
Terdengar suaranya
memanggilku dan berkata agar aku harus tetap di jalan yang diridhai-Nya
sambil memegang erat tanganku dengan tulus, air mataku tak tertahankan
melihat keadaan Nina yang terus berdzikir sambil menangis. Dia juga
selalu menanyakan saudari-saudarinya dimana ?
Setibanya di rumah
sakit, aku bertanya-tanya kenapa tangan Nina tergores. Aku pun menulis
SMS kepada saudari-saudari Nina. Ternyata, tangan Nina tergores ketika
hendak menemui saudari-saudainya dengan keluar dari kamar. Karena pintu
kamar terkunci, Nina ingin keluar melalui jendela sehingga menyebabkan
tangannya tergores.
Nina tak kunjung sadar hingga larut malam,
aku pun tertidur dan tidak menyadari kalau Nina bangkit dari tempat
tidurnya. Dia ingin sekali menemui saudari-saudarinya dan dia tidak
menyadari kalau hari telah larut malam.
Dia Cuma berkata, “Pengin
ketemu saudariku karena sudah tak ada waktu lagi.” Berhubung Nina masih
lemah, dia pun jatuh pingsan setelah bebrapa saat melangkah.
Aku
benar-benar kaget dan bingung mau memanggil dokter tapi tidak ada yang
menemani Nina. Akhirnya, aku menghubungi salah seorang saudarinya untuk
menemani.
Setelah aku dan dokter tiba, Nina sudah tidak bernafas
dan bergerak lagi. Pertahananku runtuh dan hancurlah harapanku melihat
Nina tidak lagi berdaya…. Dokter menyuruhku keluar. Pada saat itu kukira
Nina telah tiada, makanya aku segera menulis SMS kepada saudari Nina
untuk memberitahu bahwa Nina telah tiada. Namun begitu dokter keluar,
masya Allah !
Denyut jantung Nina kembali beredetak dan ia
dinyatakan koma. Aku hendak memberi kabar kepada saudari Nina tapi
baterai HP-ku habis dan tiba-tiba penyakitku pun kambuh lagi sehingga
aku harus diinfus juga.
Jam 11.30, perasaanku mengatakan Nina
memangilku, maka aku segera bangkit dari tempat tidur dan melepas infus
dari tanganku menuju kamar Nina. Kutatap wajah Nina bersamaan dengan
kumandang adzan shalat Jum’at. Sembari menjawab adzan, aku terus menatap
wajah Nina berharap dia akan membuka matanya.
Begitu lafadz laa
ilaaha illallah, suara mesin pendeteksi jantung berbunyi, menandakan
bahwa Nina telah tiada. Aku berteriak memanggil dokter, tapi qadarulloh
istriku sayang telah pergi untuk selama-lamanya dari dunia ini.
Nina langsung dimandikan dan dishalatkan selepas shalat Jum’at, lalu
diterbangkan ke rumah papanya di Malaysia. Untuk terakhir kalinya kubuka
kain putih yang menutupi wajah Nina. Wajahnya terlihat berseri…..
Aku harus merelakan semua ini, aku harus kuat dan menerima takdir-Nya.
Teringat kata-kata Nina, “Berdoalah jika memang Allah memangilku lebih
awal dengan doa, “Ya Allah, berilah kesabaran dan pahala dari musibah
yang menimpaku dan berilah ganti yang lebih baik.”
Setelah
pemakaman, aku langsung balik ke Jakarta karena kondisiku yang kurang
stabil…Astaghfirullah !!! aku lupa memberitahu saudari-saudari Nina.
Mungkin karena aku terlalu larut dalam kesedihan, hingga secara
spontanitas aku menghubungi mereka dan menyampaikan bahwa Nina
benar-benar talah tiada.
Aku tahu pasti, mereka pasti sedih
dengan kepergian saudari mereka yang mereka cintai karena Allah. Dari
ketiga saudari Nina, ada seorang yang tidak percaya dan sepertinya dia
sangat membenciku. Entah, mengapa sikapnya seperti itu ?
Sekiranya mereka tahu, bahwa sebelum kepergiannya, Nina selalu memanggil
nama mereka, tentulah mereka semakin sedih. Dalam HP Nina terlihat
banyak SMS yang menunjukkan betapa indahnya ukhuwah dengan
saudari-saudarinya. Semoga saudari-saudari Nina memaafkan kesalahannya
dan kesalahan diriku pribadi.
“Salam sayang dari Nina tu kakak
Rini, Sakinah, dan Aisyah serta akhwat di Makassar. Teruslah berjuang
menegakkan dakwah ilallah. Syukran atas perhatian kalian.”
*****
Note Tak beberapa lama setelah kisah ini dimuat di Media Muslim Muda
Elfata, redaksi Elfata menerima SMS dari seorang ukhti, saudari Nina.
Isi SMS tersebut adalah, “Afwan , mungkin perlu Elfata sampaikan kepada
pembaca mengenai kisah ‘Akhirnya Cintaku Berlabuh karena Allah’ di mana
Kak Nina telah meninggal dan kini Kak Adhit pun telah tiada.
Kurang lebih 2 pekan (Kak Adhit –red) dirawat di rumah sakit karena
penyakit pada paru-parunya. Sebelum sempat dioperasi, maut telah
menjemputnya.
Ana menyampaikan hal ini karena masih banyak yang
mengirim salam, memberi dukungan ke Kak Adhit yang kubaca di Elfata dan
beberapa orang yang kutemui di jalan juga selalu bertanya, Kak Adhit
bagaimana ? Ana salah satu ukhti dalam cerita tersebut. Syukran.”
PERCIK RENUNGAN ..
Subhanallah ! Kisah Adhit dan Nina di atas dapat kita jadikan sebuah
cermin untuk berkaca. Renungkanlah keteguhan Nina untuk tak meladeni
tawaran cinta asmara yang tak terselimuti indahnya syariat.
Padahal Nina adalah seorang yang sedang membutuhkan dukungan,
pertolongan, dan sandaran bahu tempat menangis. Nina berprinsip, meski
dalam situasi sesulit apapun, kemurnian syariat tetap harus dijaga dan
diamalkan.
Gelombang kesulitan tak harus menjadikan kita surut
dalam berkonsisten dengan syariat ini. Bahkan bisa jadi kesulitan demi
kesulitan yang kita alami menjadi parameter seberapa jauh kita telah
mengamalkan ajaran agama ini.
Di lain sisi, ketidaktahuan
seseorang akan syariat ini seringkali menjadikan pelakunya bertindak
tanpa adanya rambu-rambu yang telah dicanangkan agama.
Namun,
bisa jadi ketidaktahuan akan syariat ini menjadi titik awal seseorang
merasakan indahnya agama dan manisnya iman sebagaimana yang terjadi pada
Adhit, ikhwan yang menceritakan kisahnya ini.
Semoga Allah
merahmati mereka, menerima ruh mereka berdua dan menjadikan mereka
berdua termasuk hamba-hamba-Nya yang shalih yang dijanjikan surga-Nya.
Saturday, October 10, 2015
Ketika Cinta Telah berlabuh
Labels:
Islami,
Ungkapan Isi Hati
Ahmad Subandi
Monday, October 5, 2015
MENGAPA LUBANG HIDUNG ADA DUA..?
script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6817504745688637"
crossorigin="anonymous">/script>
👃�Kita memiliki hidung berlubang disebelah kiri dan kanan, apakah fungsinya sama?
👃�Sebenarnya fungsinya tidak sama dan dapat kita rasakan bezanya; sebelah kanan mewakili matahari (mengeluarkan panas) dan yg kiri mewakili bulan (mengeluarkan sejuk).
🔻Jika SAKIT KEPALA, cubalah MENUTUP Lubang hidung sebelah KANAN, bernafaslah melalui hidung sebelah kiri dan lakukan kira-kira 5 minit, sakit kepala akan sembuh.
🔻Jika merasa LELAH/PENAT, lakukan sebaliknya. Tutup lubang hidung sebelah KIRI dan bernafaslah melalui hidung sebelah kanan. Tak lama kemudian, Anda akan merasakan segar kembali.
🔻Perempuan bernafas lebih dg hidung sebelah kiri, sehingga hatinya MUDAH sekali sejuk. Laki-laki bernafas lebih dg hidung sebelah kanan, sehingga CEPAT sekali marah.
🔻Apakah Anda memperhatikan pada saat bangun, lubang hidung mana yg bernafas lebih cepat? Sebelah kiri atau kanan?
🔻Jika lubang hidung kiri bernafas lebih cepat, Anda akan merasa sangat lelah. Tutuplah lubang hidung sebelah kiri dan gunakan lubang hidung sebelah kanan untuk bernafas, Anda akan merasa segar kembali dengan cepat.
🔻Cara tersebut boleh diajarkan kepada anak-anak, tetapi efeknya akan lebih baik diterapkan kepada orang dewasa.
🔻Pada suatu malam, saya duduk menutup lubang hidung sebelah kanan dan bernafas dengan lubang hidung sebelah kiri. Dalam kurang dari satu minggu, sakit kepala saya sembuh. Saya teruskan melakukannya selama 1 bulan, sejak malam itu sampai sekarang, sakit kepala saya tidak kambuh lagi.
🔻Luar biasa, sungguh sempurnanya pengaturan ciptaan Allâh.
Silakan di-share untuk teman, sahabat, keluarga, dll. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.
👃�Sebenarnya fungsinya tidak sama dan dapat kita rasakan bezanya; sebelah kanan mewakili matahari (mengeluarkan panas) dan yg kiri mewakili bulan (mengeluarkan sejuk).
🔻Jika SAKIT KEPALA, cubalah MENUTUP Lubang hidung sebelah KANAN, bernafaslah melalui hidung sebelah kiri dan lakukan kira-kira 5 minit, sakit kepala akan sembuh.
🔻Jika merasa LELAH/PENAT, lakukan sebaliknya. Tutup lubang hidung sebelah KIRI dan bernafaslah melalui hidung sebelah kanan. Tak lama kemudian, Anda akan merasakan segar kembali.
🔻Perempuan bernafas lebih dg hidung sebelah kiri, sehingga hatinya MUDAH sekali sejuk. Laki-laki bernafas lebih dg hidung sebelah kanan, sehingga CEPAT sekali marah.
🔻Apakah Anda memperhatikan pada saat bangun, lubang hidung mana yg bernafas lebih cepat? Sebelah kiri atau kanan?
🔻Jika lubang hidung kiri bernafas lebih cepat, Anda akan merasa sangat lelah. Tutuplah lubang hidung sebelah kiri dan gunakan lubang hidung sebelah kanan untuk bernafas, Anda akan merasa segar kembali dengan cepat.
🔻Cara tersebut boleh diajarkan kepada anak-anak, tetapi efeknya akan lebih baik diterapkan kepada orang dewasa.
🔻Pada suatu malam, saya duduk menutup lubang hidung sebelah kanan dan bernafas dengan lubang hidung sebelah kiri. Dalam kurang dari satu minggu, sakit kepala saya sembuh. Saya teruskan melakukannya selama 1 bulan, sejak malam itu sampai sekarang, sakit kepala saya tidak kambuh lagi.
🔻Luar biasa, sungguh sempurnanya pengaturan ciptaan Allâh.
Silakan di-share untuk teman, sahabat, keluarga, dll. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.
Saturday, October 3, 2015
Sebaik-baik manusia yang paling baik ialah ALLAH SWT
script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6817504745688637"
crossorigin="anonymous">/script>
Aku, lupa.
Kamu tahu sakitnya patah hati? Aku tahu.
Kamu tahu sakitnya dikhianati? Aku tahu.
Kamu tahu pedihnya dilupakan? Aku tahu.
Namun tahukah kamu soal janji Allah? Bahwa dia ambil sesuatu, namun akan dia ganti dengan yang Dia tahu pasti lebih baik.
Tahukah kamu soal itu? Aku tahu. Meski kadang, aku terlalu sibuk akan kesakitan, hingga lupa bahwa dunia memang diciptakan untuk itu. Aku lupa, pada tujuan aku dihidupkan.
Aku menjadi lupa, atas sebuah cinta yang sebenar-benarnya cinta, karena sibuk dengan cinta yang belum tentu membaikanku.
Aku, lupa.
Manusia, memang suka lupa.
Maka, Dia hadirkan ujian,
untuk mengingatkan kita..
Bahwa
MenujuNya, selalu yang paling indah..
Jangan lupa. Ada cinta yang jauh lebih tulus, jauh lebih besar, jauh lebih melindungi. CintaNya. Cinta Sang Pemilik Cinta
Labels:
Islami,
Renungan,
Ungkapan Isi Hati
Ahmad Subandi
Doa Ruqyah Mengobati Anggota Tubuh yang Sakit
script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6817504745688637"
crossorigin="anonymous">/script>
Ini adalah salah
satu doa yang bisa diamalkan ketika anggota tubuh ada yang sakit. Ini
termasuk bacaan ruqyah sederhana, bisa diamalkan oleh penderita sakit
itu sendiri. Misal, sakit gigi, tangan keseleo, atau kaki yang keseleo.
Pegang bagian tubuh yang sakit lalu membaca ….
بِاسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ (3×)
Ø£َعُوذُ بِاللَّÙ‡ِ ÙˆَÙ‚ُدْرَتِÙ‡ِ Ù…ِÙ†ْ Ø´َرِّ Ù…َا Ø£َجِدُ ÙˆَØ£ُØَاذِرُ (7×)
“Bismillah (3 x)
A’udzu billahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir (7 x)”
[Dengan menyebut nama Allah, dengan menyebut nama Allah, aku berlindung kepada Allah dan kuasa-Nya dari kejelekan yang aku dapatkan dan aku waspadai] (HR. Muslim no. 2202)
Cerita hadits di atas, pernah ‘Utsman bin Abu Al-Asy’ash Ats-Tsaqafi mengadukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ada sesuatu yang sakit di tubuhnya sejak dahulu ia masuk Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa di atas, sambil memerintah dengan meletakkan tangan di bagian yang sakit pada badannya.
Imam Nawawi rahimahullah menyatakan bahwa disunnahkan meletakkan tangan di bagian yang sakit lalu membaca doa sebagaimana yang disebutkan. (Syarh Shahih Muslim, 14: 169)
Semoga mudah mengamalkannya. Wallahu waliyyut taufiq.
Pegang bagian tubuh yang sakit lalu membaca ….
بِاسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ (3×)
Ø£َعُوذُ بِاللَّÙ‡ِ ÙˆَÙ‚ُدْرَتِÙ‡ِ Ù…ِÙ†ْ Ø´َرِّ Ù…َا Ø£َجِدُ ÙˆَØ£ُØَاذِرُ (7×)
“Bismillah (3 x)
A’udzu billahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir (7 x)”
[Dengan menyebut nama Allah, dengan menyebut nama Allah, aku berlindung kepada Allah dan kuasa-Nya dari kejelekan yang aku dapatkan dan aku waspadai] (HR. Muslim no. 2202)
Cerita hadits di atas, pernah ‘Utsman bin Abu Al-Asy’ash Ats-Tsaqafi mengadukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ada sesuatu yang sakit di tubuhnya sejak dahulu ia masuk Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa di atas, sambil memerintah dengan meletakkan tangan di bagian yang sakit pada badannya.
Imam Nawawi rahimahullah menyatakan bahwa disunnahkan meletakkan tangan di bagian yang sakit lalu membaca doa sebagaimana yang disebutkan. (Syarh Shahih Muslim, 14: 169)
Semoga mudah mengamalkannya. Wallahu waliyyut taufiq.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Terimakasih, Atas Kunjungan Ke
Menu
Saya
- Seputar Pengetahuan
- Ahmad Subandi
Follow Me
berita populer
-
bagi para teknik mesin atau buat engineering pasti tidak aneh khan yang namanya sigmat atau caliper, namun banyak orang engineer atau...
-
terimakasih banyak ibu Seorang ibu merupakan sosok manusia yang tak ada bandingannya di dunia ini. Rasa sayangnya bahkan bisa me...
-
Bernegosiasi merupakan proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima dengan tujuan mencapai kesepakatan...
-
script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6817504745688637" crossorigin=...
-
< Luas Permukaan Kubus 1. Luas Permukaan Kubus Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk s satuan Luas BCGF = s x s ...
-
Yang dimaksud dengan pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan g...
-
Mungkin kesibukan membuat anda harus pulang larut malam, sehingga terpaksa dan menjadi terbiasa mandi malam-malam. Namun, cobalah untuk...
-
Soal Ujian Akhir Sekolah Penjasorkes Kelas XII Update Untuk jawaban sudah saya kasih warna edisi nyicil karena banyaknya acara, mohon maklum...
-
Sayur-sayuran termasuk dalam daftar makanan yang harus dikonsumsi setiap hari. Seperti halnya buah-buahan, sayuran juga menyuplai serat y...
-
Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku. Ketika pakaianku terciprat sup, ketika a...