Sunday, May 24, 2015
Perkataan Orang-orang yang Menghadapi Kematian
SETIAP yang bernyawa pasti akan binasa. Itu janji Allah Swt. Kematian merupakan sesuatu yang niscaya sekaligus misteri. Niscaya karena ia akan datang dan menimpa semua orang. Misteri karena tak ada seorang pun yang tahu kapan Ijrail akan mencabut nyawa. Namun, sejarah mencatat bahwa banyak orang saleh yang sadar saat kematian mendekati dirinya. Perkataan-perkataan yang mereka lontarkan pun seakan-akan sudah siap menghadapi Ijrail, Sang Pencabut Nyawa.
Ketika Mu’awiyyah bin Abi Sufyan menghadapi kematian, ia berkata, “Dudukkanlah aku.” Maka, orang-orang di sekelilingnya pun mendudukkannya. Ia mulai mengingat Allah dan bertasbih kepada-Nya. Ia kemudian menangis. Lalu, ia berkata (kepada dirinya sendiri), “Engkau mengingat Tuhanmu, wahai Mu’awiyyah, setelah tua renta dan lanjut usia, sedangkan masa mudamu penuh dengan kesenangan.”
Mu’awiyyah terus menangis dan bertambah keras tangisannya. Lalu, ia berkata, “Wahai Tuhanku, kasihanilah orang tua durhaka ini yang memiliki hati yang keras. Ya Allah, kurangilah kesalahannya, ampunilah ketergelincirannya, dan masukkanlah dengan kemurahan-Mu ke dalam kelompok orang-orang yang tidak mengharap selain-Mu dan tidak meyakini siapa pun selain-Mu.
Ketika Mu’adz bin Jabbal menjelang wafat, ia berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku takut kepada-Mu. Hari ini aku berharap kepada-Mu, ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku tidak pernah mencintai dunia dan lama tinggal di dalamnya karena sungai-sungai mengalir dan pohon-pohon tumbuh. Namun, waktu-waktu siangnya panas menyengat saat-saat menyesakkan dan berkumpul dengan para ulama.”
Itulah perkataan dari dua orang saleh pada saat akan menjemput maut. Sungguh banyak keterangan yang menuliskan betapa peristiwa kematian merupakan peristiwa yang paling menakutkan dan menyakitkan. Namun, kadar keimanan yang akan membuat semuanya berbeda.
Seseorang dengan kadar keimanan yang tinggi tentunya akan menyambut maut dengan senyuman. Adapun orang yang kadar keimanannya rendah tentu saja akan dicekam ketakutan. Pilihannya adalah apakah kita akan memilih untuk menjadi orang yang tersenyum saat menghadapi kematian ataukah sebaliknya? Wallahu’alam.
Terimakasih, Atas Kunjungan Ke
Menu
Saya
- Seputar Pengetahuan
- Ahmad Subandi
Follow Me
berita populer
-
Bernegosiasi merupakan proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima dengan tujuan mencapai kesepakatan...
-
bagi para teknik mesin atau buat engineering pasti tidak aneh khan yang namanya sigmat atau caliper, namun banyak orang engineer atau...
-
terimakasih banyak ibu Seorang ibu merupakan sosok manusia yang tak ada bandingannya di dunia ini. Rasa sayangnya bahkan bisa me...
-
< Luas Permukaan Kubus 1. Luas Permukaan Kubus Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk s satuan Luas BCGF = s x s ...
-
Yang dimaksud dengan pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan g...
-
"Ibu engkau adalah cahaya dalam kehidupan ku, jika aku redup kau hiasi cahaya mu dg kasih sayang mu. " satu tahun berlalu du ta...
-
Suatu hari sepasang muda-mudi akan pergi untuk berjalan-jalan. Setibanya pemuda di rumah orang tua sang gadis untuk menjemputnya, Gadis:...
-
Kita sering mendengarkan nama SAHABAT, apakah sahabat itu ? sahabat adalah menyambungkan tali silaturahmi dari satu orang menjadi beribu-...
-
1. Pete Cashmore Blog : Marshable Pendapatan per bulan : $ 560.000 - $ 600.000 Pada umu...
-
Banten pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan...